MateriKu

Blog Kumpulan Materi Soal Laporan

Breaking

Wednesday, December 21, 2016

Radio Digital

Apa itu Radio Digital?

Penyiar radio di seluruh negeri sekarang secara bersamaan menyiarkan baik sinyal analog dan sinyal digital yang dapat ditangkap dengan penerima radio digital. Sinyal digital menawarkan kualitas suara yang lebih baik daripada analog, dan, tidak seperti layanan radio satelit, radio digital free-of-charge.
Pada radio digital pengiriman dan penerimaan suara atau informasi diolah menjadi pola angka, atau "digit" - ". maka timbullah isitilah “radio digital". Sehingga radio digital adalah teknologi radio yang mengirimkan informasi menggunakan sinyal digital  Sebaliknya, pada radio analog mengubah suara ke dalam pola sinyal listrik yang menyerupai gelombang suara.
Penerimaan radio digital lebih tahan terhadap gangguan dan menghilangkan ketidaksempurnaan pada pengiriman dan penerimaan radio analog. Mungkin ada beberapa gangguan sinyal radio digital, namun, di daerah yang jauh dari pemancar stasiun. FM radio digital dapat memberikan suara yang jelas sebanding dengan kualitas CD, dan AM radio digital dapat memberikan kualitas setara suara dengan yang FM analog standar.

Selain siaran audio, radio digital menawarkan layanan data secara simultan untuk pendengar. Misalnya, informasi tentang musik dapat ditampilkan pada layar penerima ketika musik diputar. Anda bisa memprogram penerima radio digital untuk menampilkan informasi cuaca, laporan lalu lintas dan berita lainnya.

Prinsip Kerja

Prinsip kerja dari radio digital yaitu dengan menggabungkan sinyal audio analog dengan sinyal audio digital agar diperoleh kompatibilitas antara penyiaran radio analog dengan penyiaran radio digital, baik pada radio AM maupun FM. Sistem penyiaran radio digital IBOC yang juga disebut sebagai “HD-Radio” dikembangkan oleh iBiquity Radio dan secara resmi telah ditentukan sebagai sistem penyiaran radio digital di Amerika Serikat.
Penyiaran radio digital mengubah informasi analog menjadi angka-angka biner yang nilainya selalu berubah sesuai dengan besaran sinyal audio analog yang masuk. Sistem pemancar radio digital mengubah atau menyandikan (encode) sinyal suara analog yang masuk menjadi bilangan biner untuk dipancarkan. Proses ini disebut sebagai code atau decode (penginterpretasian sinyal analog menjadi sinyal digital dan penguraian kembali dari sinyal digital menjadi sinyal analog), yang selanjutnya disebut CODEC.
Setelah studio mengirim sinyal digital ke pemancar, pemancar radio digital memproses sinyal audio digital yang masuk untuk dipancarkan. Proses ini disebut modulation. Pesawat penerima radio digital menguraikan kembali (decode) sinyal digital yang diterima menjadi sinyal audio analog kembali (pada proses yang berlawanan dari digital ke analog). Proses ini disebut demodulation. Terdapat beberapa cara untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Cara-cara ini dapat diuraikan secara matematis yang disebut dengan Algorithm (Algoritma). Dalam menggunakan algoritma, para pakar dan teknisi dapat membuang komponen-komponen sumber sinyal audio digital yang tidak diperlukan dan hanya meninggalkan bagian-bagian yang penting saja untuk dipancarluaskan melalui antena dan selanjutnya direproduksi pada pesawat penerima radio atau pada alat pemutar rekaman.

Kelebihan dan Kekurangan

Bebarapa kelebihan dari radio digital yaitu:
·         Radio digital memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan radio konvensional. Suara yang dihasilkannya tahan terhadap gangguan suara dari sinyal radio lain, sehingga tidak mungkin terdapat tumpang tindih antara saluran yang satu dengan saluran yang lainnya.
·         Kualitas suara yang dihasilkannya bagus dan jernih, seperti CD.
·         Radio digital juga dilengkapi dengan layanan yang bersifat interaktif dan ubiquitous yang berarti kapan saja, dimana saja, dan dengan alat apa saja. Pendengar akan lebih mudah untuk mengikuti acara voting dan kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan stasiun radio. Termasuk aktivitas dalam sebuah diskusi maupun [[talk sho
·         frekuensi pada radio digital memiliki Single Frequency Network, sehingga pada satu kanal (saluran) dapat diisi oleh lima sampai enam program radio.
·         Spektrum sinyal pada radio digital juga lebih stabil dibanding pada radio konvensional.
·         Eadio digital juga memiliki efisiensi daya pancar dan efisiensi infrastruktur, sehingga dapat meminimalisir biaya produksi.
·         Penelitian di Jepang menyatakan bahwa sistem digital broadcast ini dapat dimaksimalkan sebagai alat penyebar informasi potensi bencana, atau Emergency Warning System (EWS). Dengan sistem ini, semua perangkat digital seperti radio digital, televisi digital, PDA, komputer yang terkoneksi secara online, penerima pesan di telepon digital, portabel DVD player digital, bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi mengenai bencana tersebut kepada masyarakat.
Selain kelebihan siaran radio digital diatas, teknologi siaran radio digital atau DAB pun sampai saat ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:
·         Siaranya tidak bisa menyiarkan suara atau musik yang berasal dari format mono sedangkan di radio analog FM tidak menjadi masalah karena radio analog FM dapat menyiarkan yang mono maupun yang stereo.
·         Siaran radio juga dapat bermasalah pada kulitas penerima akibat adanya kesalahan coding sehingga siaran yang diterima menjadi kurang baik, oleh karena itu dikembangkan DAB+ yang lebih baik dalam mengkoreksi coding agar siaran yang diterima baik.
·          Siaran radio digital juga rawan akan delay pada penerima siarannya akibat adanya waktu jeda sinyal yang dibawa dari multiplexer ke trasmitter yang berbeda.
·          Siaran radio digital pun masih terkendala dengan codec atau kompresi audio yang digunakan, pada awalnya siaran radio digital atau DAB menggunakan MPEG-1 Audio Layer II (MP2) dengan bitrate 128 kbps, karena codec MP2 adalah codec berlisensi maka terjadi permasalah pada panggunaan codec hingga pengembangan dari DAB yaitu DAB+ yang menggunakan codec yang lisensinya tak seketat MP2 yaitu ACC+ dengan bitrate 64 Kbps yang lebih baik dari MP2, tetapi sayangnya antara teknologi DAB dan DAB+ tidak kompitable sehingga untuk alat penerima radio digital bila hanya mendukung siaran DAB maka tidak dapat menangkap siaran DAB+ oleh karena itu alat penerima radio digital harus mendukung DAB dan DAB+ bila ingin dapat menangkap siaran radio digital dari teknologi yang berbeda sehingga tentu saja harga alat penerima ini menjadi mahal.

Radio Digital di Indonesia


Pada periode Maret-Mei 2006, industri penyiaran radio digital telah melakukan uji coba dengan menggunakan In-bound on Channel (IBOC) system. Uji coba ini dilaksanakan oleh anggota Forum Radio Jaringan Indonesia (FRJI), dengan menggunakan siaran Delta 99,1 FM. Uji coba AM IBOC juga dilaksanakan oleh Radio Sangkakala Surabaya, frekuensi 1062 AM. Uji coba akan dilakukan untuk menggunakan system radio Digital DAB (Digital Audio Broadcasting). Uji-coba DAB ini akan dilaksanakan mulai bulan Agustus 2006 di radio Prambors, Ramako, Sonora dan I-Radio dengan menggunakan kanal 10D VHF Band III. Pemilihan frekuensi untuk uji coba siaran ini dipilih secara acak dan merupakan hasil kesepakatan tim.
Sosialisasi radio digital di Indonesia
Transisi radio analog menjadi radio digital mengharuskan penggunanya untuk mengganti perangkat radio yang ia miliki dari analog menjadi digital. Perangkat penerima diganti untuk disesuaikan dengan stasiun pemancarnya. Hal ini menyulitkan pemerintah dan pihak swasta untuk mensosialisasikan penggunaan radio digital di Indonesia, karena pada umumnya masyarakat enggan apabila harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli perangkat radio baru.

No comments:

Post a Comment