Apa itu Radio Digital?
Penyiar radio
di seluruh negeri sekarang secara bersamaan menyiarkan baik sinyal analog dan
sinyal digital yang dapat ditangkap dengan penerima radio digital. Sinyal
digital menawarkan kualitas suara yang lebih baik daripada analog, dan, tidak
seperti layanan radio satelit, radio digital free-of-charge.
Pada radio
digital pengiriman dan penerimaan suara atau informasi diolah menjadi pola
angka, atau "digit" - ". maka timbullah isitilah “radio
digital". Sehingga radio digital adalah teknologi radio yang mengirimkan
informasi menggunakan sinyal digital Sebaliknya,
pada radio analog mengubah suara ke dalam pola sinyal listrik yang menyerupai
gelombang suara.
Penerimaan
radio digital lebih tahan terhadap gangguan dan menghilangkan ketidaksempurnaan
pada pengiriman dan penerimaan radio analog. Mungkin ada beberapa gangguan
sinyal radio digital, namun, di daerah yang jauh dari pemancar stasiun. FM
radio digital dapat memberikan suara yang jelas sebanding dengan kualitas CD,
dan AM radio digital dapat memberikan kualitas setara suara dengan yang FM
analog standar.
Selain siaran
audio, radio digital menawarkan layanan data secara simultan untuk pendengar.
Misalnya, informasi tentang musik dapat ditampilkan pada layar penerima ketika
musik diputar. Anda bisa memprogram penerima radio digital untuk menampilkan
informasi cuaca, laporan lalu lintas dan berita lainnya.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari
radio digital yaitu dengan menggabungkan sinyal audio analog dengan sinyal
audio digital agar diperoleh kompatibilitas antara penyiaran radio analog
dengan penyiaran radio digital, baik pada radio AM maupun FM. Sistem penyiaran
radio digital IBOC yang juga disebut sebagai “HD-Radio” dikembangkan oleh
iBiquity Radio dan secara resmi telah ditentukan sebagai sistem penyiaran radio
digital di Amerika Serikat.
Penyiaran radio
digital mengubah informasi analog menjadi angka-angka biner yang nilainya
selalu berubah sesuai dengan besaran sinyal audio analog yang masuk. Sistem
pemancar radio digital mengubah atau menyandikan (encode) sinyal suara analog
yang masuk menjadi bilangan biner untuk dipancarkan. Proses ini disebut sebagai
code atau decode (penginterpretasian sinyal analog menjadi sinyal digital dan
penguraian kembali dari sinyal digital menjadi sinyal analog), yang selanjutnya
disebut CODEC.
Setelah studio
mengirim sinyal digital ke pemancar, pemancar radio digital memproses sinyal
audio digital yang masuk untuk dipancarkan. Proses ini disebut modulation.
Pesawat penerima radio digital menguraikan kembali (decode) sinyal digital yang
diterima menjadi sinyal audio analog kembali (pada proses yang berlawanan dari
digital ke analog). Proses ini disebut demodulation. Terdapat beberapa cara
untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Cara-cara ini dapat
diuraikan secara matematis yang disebut dengan Algorithm (Algoritma). Dalam
menggunakan algoritma, para pakar dan teknisi dapat membuang komponen-komponen
sumber sinyal audio digital yang tidak diperlukan dan hanya meninggalkan
bagian-bagian yang penting saja untuk dipancarluaskan melalui antena dan
selanjutnya direproduksi pada pesawat penerima radio atau pada alat pemutar
rekaman.
Kelebihan dan Kekurangan
Bebarapa kelebihan dari radio digital yaitu:
·
Radio digital memiliki kualitas yang lebih baik
dibanding dengan radio konvensional. Suara yang dihasilkannya tahan terhadap
gangguan suara dari sinyal radio lain, sehingga tidak mungkin terdapat tumpang
tindih antara saluran yang satu dengan saluran yang lainnya.
·
Radio digital juga dilengkapi dengan layanan yang
bersifat interaktif dan ubiquitous yang berarti kapan
saja, dimana saja, dan dengan alat apa saja. Pendengar akan lebih mudah untuk
mengikuti acara voting dan
kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan stasiun radio. Termasuk aktivitas
dalam sebuah diskusi maupun [[talk sho
·
frekuensi pada radio digital memiliki Single Frequency Network, sehingga pada satu kanal (saluran) dapat diisi oleh
lima sampai enam program radio.
·
Eadio digital juga memiliki efisiensi daya pancar dan efisiensi infrastruktur, sehingga dapat meminimalisir biaya produksi.
·
Penelitian di Jepang menyatakan bahwa sistem digital broadcast ini dapat
dimaksimalkan sebagai alat penyebar informasi potensi bencana, atau Emergency Warning System (EWS). Dengan sistem ini, semua perangkat digital
seperti radio digital, televisi digital, PDA, komputer yang terkoneksi secara online, penerima pesan di
telepon digital, portabel DVD player digital, bisa dimanfaatkan untuk
menyebarkan informasi mengenai bencana tersebut kepada masyarakat.
Selain kelebihan siaran radio digital
diatas, teknologi siaran radio digital atau DAB pun sampai saat ini mempunyai
beberapa kelemahan, yaitu:
·
Siaranya tidak bisa
menyiarkan suara atau musik yang berasal dari format mono sedangkan di radio
analog FM tidak menjadi masalah karena radio analog FM dapat menyiarkan yang
mono maupun yang stereo.
·
Siaran radio juga dapat
bermasalah pada kulitas penerima akibat adanya kesalahan coding sehingga siaran
yang diterima menjadi kurang baik, oleh karena itu dikembangkan DAB+ yang lebih
baik dalam mengkoreksi coding agar siaran yang diterima baik.
·
Siaran radio digital juga rawan akan delay
pada penerima siarannya akibat adanya waktu jeda sinyal yang dibawa dari
multiplexer ke trasmitter yang berbeda.
·
Siaran radio digital pun masih terkendala
dengan codec atau kompresi audio yang digunakan, pada awalnya siaran radio
digital atau DAB menggunakan MPEG-1 Audio Layer II (MP2) dengan bitrate 128
kbps, karena codec MP2 adalah codec berlisensi maka terjadi permasalah pada
panggunaan codec hingga pengembangan dari DAB yaitu DAB+ yang menggunakan codec
yang lisensinya tak seketat MP2 yaitu ACC+ dengan bitrate 64 Kbps yang lebih
baik dari MP2, tetapi sayangnya antara teknologi DAB dan DAB+ tidak kompitable
sehingga untuk alat penerima radio digital bila hanya mendukung siaran DAB maka
tidak dapat menangkap siaran DAB+ oleh karena itu alat penerima radio digital
harus mendukung DAB dan DAB+ bila ingin dapat menangkap siaran radio digital
dari teknologi yang berbeda sehingga tentu saja harga alat penerima ini menjadi
mahal.
Radio Digital di Indonesia
Pada periode
Maret-Mei 2006, industri penyiaran radio digital telah melakukan uji coba
dengan menggunakan In-bound on Channel (IBOC) system. Uji coba ini dilaksanakan
oleh anggota Forum Radio Jaringan Indonesia (FRJI), dengan menggunakan siaran Delta
99,1 FM. Uji coba AM IBOC juga dilaksanakan oleh Radio Sangkakala Surabaya,
frekuensi 1062 AM. Uji coba akan dilakukan untuk menggunakan system radio
Digital DAB (Digital Audio Broadcasting). Uji-coba DAB ini akan dilaksanakan
mulai bulan Agustus 2006 di radio Prambors, Ramako, Sonora dan I-Radio dengan
menggunakan kanal 10D VHF Band III. Pemilihan frekuensi untuk uji coba siaran
ini dipilih secara acak dan merupakan hasil kesepakatan tim.
Sosialisasi radio digital di
Indonesia
Transisi radio
analog menjadi radio digital mengharuskan penggunanya untuk mengganti perangkat
radio yang ia miliki dari analog menjadi digital. Perangkat penerima diganti
untuk disesuaikan dengan stasiun pemancarnya. Hal ini menyulitkan pemerintah
dan pihak swasta untuk mensosialisasikan penggunaan radio digital di Indonesia,
karena pada umumnya masyarakat enggan apabila harus mengeluarkan uang lagi
untuk membeli perangkat radio baru.
No comments:
Post a Comment